Pulau Run ( Sumber : id.wikipedia.org) |
Rempah-rempah merupakan komoditi yang dulu sangat menjanjikan. Bayangkan saja harga rempah-rempah saat itu bisa mencapai 10 kali lipat dari harga di tempat asalnya. Hal ini tentu saja membuat orang tergiur, khususnya bangsa Eropa.
Kepulauan Banda yang terletak di Maluku merupakan wilayah penghasil rempah-rempah, khususnya pala. Wilayah yang yang cocok untuk tumbuhnya rempah. Hal ini ini membuat bangsa Eropa tergiur untuk datang. Portugis datang ke Maluku pada 1512. Portugis menguasai dan menganeksasi wilayah tersebut termasuk Banda. Namun, kekuasaan Portugis berakhir ketika Belanda mengambil alih. Belanda lalu melakukan monopoli pala dengan cara mengusai banda.
Namun, usaha monopoli itu terhalang oleh keberadaan Inggris di pulau Run, salah satu pulau terkecil. Walaupun merupakan pulau kecil, Pulau Run penuh dengan pala. Hal ini membuat Inggris dapat melakukan perdagangan pala. Hal ini tentu saja menjadi halangan untuk melakukan monopoli bagi Belanda.
Pada perang Anglo-Belanda ke 2 (1665-1667), Belanda berhasil mengamankan pulau Run. Namun di jajahan Belanda bagian barat (Nieuw Netherland), perdagangan bulu binatang memburuk. Hali itu diperburuk ketika Inggris berhasil mengambil alih Nieuw Amsterdam (sekarang Manhattan) pada 1664.
Akhirnya pada 31 Juli 1667, di adakan perundingan di kota Breda yang dikenal dengan Traktat Breda. Dalam negosiasi tersebut Inggris sebenarnya menginginkan daerah penghasil gula di Amerika Selatan (sekitar Suriname) dan menawarkan kepada Belanda untuk ditukar dengan Nieuw Amsterdam. Namun Belanda menolak karena telah berhasil mengamankan pulau Run. Akhirnya, Belanda melepas Nieuw Amsterdam sebagai ganti kepemilikan pulau Run. Inggris pun menguasai Nieuw Amsterdam dan merubah namanya menjadi New York.
(Sumber : history.howstuffworks.com)
Komentar
Posting Komentar
Ada tanggapan? Silahkan berkomentar dibawah.